Adat istiadat dan budaya di setiap daerah di Indonesia beraneka ragam. Setiap provinsi berbeda-beda. Seperti daerah Bangka Belitung. Bangka Belitung merupakan provinsi di Bagian Timur dari Provinsi Sumatera. Provinsi yang juga merupakan kepulauan ini dibagi menjadi dua yaitu Bangka dan Belitung. Salah satu warisan budaya setempat yang sampai saat ini masih terus dijaga dan dilestarikan keberadaannya yaitu rumah adat Bangka Belitung.
Tentu bukan hanya rumah adatnya saja, mulai dari tarian hingga senjata khas Bangka Belitung pun menjadi warisan budaya yang patut diapresiasi dan dilindungi. Berikut ulasan lebih lengkap seputar bangunan adat milik Provinsi Bangka Belitung.
Mengenal Lebih Dekat Rumah Adat Bangka Belitung
Dulunya Bangka Belitung berasal dari bagian Sumatera, namun pada tahun 2001, wilayah ini dipisahkan dan menjadi salah satu pemekaran wilayah sehingga berdiri sebagai provinsi sendiri. Tak hanya rumah adat Bangka Belitung saja yang menjadi daya tarik daerah ini, kawasan Bangka Belitung, khususnya Belitung juga terkenal akan keindahan pantainya.
Kebudayaan provinsi ini merupakan pergabungan antara budaya asli dengan budaya dari ‘pendatang’. Saat ini pemerintah setempat tengah mengembangkan kombinasi budaya tersebut yang menjadikannya sebagai daya tarik tersendiri.
Kebudayaan inilah yang memengaruhi perkembangan kehidupan masyarakat setempat. Tetapi pada dasarnya mereka tetap menjalani adat istiadat sesuai dengan apa yang diturunkan oleh para leluhur.
Tidak hanya warisan budayanya dan objek wisata yang istimewa, provinsi ini juga terkenal sebagai kawasan yang memproduksi timah terbesar di dunia.
Hasil tambangnya masuk ke jajaran atas dengan jumlah melimpah.
Kini Bangka Belitung semakin dikenalkan oleh pemerintah Indonesia dengan keunikan serta kemewahannya. Oleh sebab itulah setiap tahun para wisatawan dari dunia termasuk wisatawan lokal sangat banyak yang mendatangi.
Belum lagi provinsi ini, seperti di daerah Belitung Timur, beberapa kali dipilih menjadi tempat syuting film populer Indonesia. Salah satunya diadaptasi dari novel terkenal karya Andrea Hirata di tahun 2008 berjudul ‘Laskar Pelangi’.
Tentu semakin banyak wisatawan yang berkunjung ke daerah ini.
Dibalik berbagai kekayaan alam dan kebudayaannya yang memukau, salah satu warisan budaya yang menarik untuk dibahas yaitu bangunan adatnya.
Bangunan adat Bangka Belitung memiliki ciri khas unik yang berupa berbahan dasar kayu dan bekonsep panggung (memakai kaki-kaki penopang dan tiang).
Fungsi utama bangunan adat khas Bangka Belitung hampir sama dengan bangunan adat di daerah lain. Selain menjadi tempat tinggal atau hunian warga suku asli, bangunan rumah ini juga menjadi warisan budaya yang merupakan ikon perubahan dan kemajuan peradaban zaman.
Setiap bagian rumah atau ruangan memiliki peran dan fungsinya masing-masing. Begitu juga dengan makna atau filosofi desain dari rumah adat tersebut.
Jenis Rumah Adat Bangka Belitung
Terdapat tiga jenis rumah adat yang dikenal di daerah setempat dan menjadi rumah khas dari provinsi ini. Beberapa di antaranya yaitu Rumah Limas, Rumah Rakit, dan Rumah Panggung. Yuk kita kupas satu per satu, mulai dari pembagian ruangan, hingga fungsi bangunannya.
Rumah Limas
Rumah tradisional yang pertama adalah Rumah Limas. Mungkin nama rumah ini tidak asing karena sebenarnya Rumah Limas menjadi rumah adat milik Provinsi Sumatera Selatan sekitarnya seperti Palembang. Keberadaan rumah ini dibawa oleh masyarakat Palembang sekitar yang pindah dan tinggal di daerah Bangka Belitung.
Bisa dikatakan Rumah Limas merupakan salah satu bentuk budaya adopsi yang muncul karena perantauan. Sama seperti Rumah Limas yang ada di Palembang, rumah ini memiliki desain atap berbentuk limas.
Bangunan ini disebut ‘Limas’ karena merupakan penggabungan dari kata ‘Lima Emas’.
Bangunan rumah ini memiliki tingkatan dan tinggi lantai yang berbeda-beda atau dikenal sebagai bengkilas.
Bila dulu desain dan bentuk rumah disesuaikan dengan sistem sosial berupa starta sosial warganya, saat ini bangunan Rumah Limas disamakan karena banyaknya pro-kontra yang terjadi di warga setempat.
Rumah Rakit
Jenis selanjutnya adalah Rumah Rakit. Sama seperti Rumah Limas, Rumah Rakit ini juga bisa ditemui tidak hanya di provinsi ini, namun juga dapat ditemui di sekitar Sumatera Selatan yang berada di kawasan pinggiran sungai dan laut.
Kepulauan Bangka Belitung sendiri dikelilingi oleh laut. Oleh karenanya, banyak warga asli yang sejak dulu mendirikan rumah tradisionalnya di atas perairan, yang dikenal dengan nama Rumah Rakit.
Konsep rumah ini intinya merupakan rumah yang bisa mengapung di permukaan air. Biasanya selain menjadi hunian tinggal, rumah adat jenis ini juga digunakan sebagai area untuk berbisnis ataupun menjadi pusat aktivitas ekonomi warga sekitar.
Terdapat kelebihan dan kekurangan dalam konsep rumah adat yang satu ini, tetapi memang sampai sekarang Rumah Rakit masih banyak digunakan oleh warga asli yang tinggal di tepian sungai dan laut.
Tak hanya di Bangka Belitung saja, bangunan ini juga dapat ditemui di beberapa daerah Indonesia lainnya.
Rumah Panggung
Bangunan tradisional Bangka Belitung ketiga dan terakhir ialah Rumah Panggung. Sesuai dengan sebutannya, konsep, bentuk, serta desain rumah adat ini seperti panggung dengan tiang-tiang penyangga yang ditanam atau dipasang di tanah.
Ciri khas Rumah Panggung Bangka Belitung bisa dilihat dari desainnya yang menggunakan desain ala Melayu bercampur dengan selera budaya Sumatera Selatan.
Bahan-bahan utama pada rumah ini berupa rotan, kayu, bambu, dedaunan, akar pohon, dan alang-alang yang kuat. Bagian atap bangunan ini dibuat miring, berbentuk seperti pelana kuda.
Jendela yang menempel pada sisinya pun cukup banyak seperti gaya Bubungan Limas dan Bubungan Panjang.
Bagian dari rumah ini terdiri dari tiga bagian:
- Ruang Utama
Bagian ruangan ini biasa dijadikan oleh masyarakat Belitung sebagai tempat melakukan segala aktivitas keluarga, baik itu acara kumpul keluarga maupun pengajian. Konsep yang diadopsi dari bangunan ini yaitu terbuka, sehingga akan terlihat luas tanpa adanya sekat-sekat yang membatasi di dalam ruang utama.
- Ruang Loss
Ruangan ini merupakan pembatas antara ruangan utama dengan dapur. Masyarakat setempat menjadikan ruangan ini sebagai penetral aktivitas di ruang utama dengan di dapur.
- Ruang Dapur
Ruangan ini berada dibagian paling belakang menjadi ruangan aktivitas para wanita seperti ibu dan anak gadisnya. Baik masak ataupun sebagai area para gadis belajar mengurus rumah.
Fungsi dan Nilai Filosofis Rumah Adat Bangka Belitung
Setiap rumah adat Bangka Belitung menggambarkan bagaimana warganya masih kuat melekat pada alam semesta. Bahan-bahan yang dipilih untuk bangunan tradisionalnya pun tidak bisa sembarangan, karena fungsi yang dimiliki bahan bangunannya yang sangat memengaruhi keseluruhan bagian bangunan adat.
Contoh pada bagian tiang utama penyangga Rumah Panggung, kualitas kayunya harus terbaik karena bertugas menopang papan-papan atap bangunan.
Menurut sejarahnya, atap-atap pada Rumah Panggung di Bangka Belitung memakai desain seperti rumah ala Tionghoa. Sedangkan keberadaan jendela yang jumlahnya tidak sedikit di rumah ini berfungsi untuk membuat sirkulasi udara lebih sempurna.
Yang paling unik, Rumah Panggung tidak dicat. Hal ini berhubungan erat dengan filosofi yang diciptakan oleh suku setempat di mana semua bagian rumah tidak ada yang boleh dicat sehingga sekilas memang terlihat tidak terawat dan terlihat lusuh.
Tujuannya untuk memperlihatkan keaslian dan kemurnian penggunaan bahan-bahan dari alam, serta menggambarkan sifat yang sederhana.
Bentuk rumah panggung yang besar dengan atap tinggi disertai tiang penyangga, memiliki fungsi lain yang menyesuaikan kondisi lingkungan di daerah Bangka Belitung.
Perlu Anda ketahui, sejak dulu Bangka Belitung masih dikelilingi laut dan hutan. Oleh karena itulah rumah tradisional dengan konsep panggung diaggap memberikan keamanan terbaik bagi penghuninya.
Semua bagian rumah adat Bangka Belitung memiliki sejarah yang berhubungan dengan terbentuknya wilayah tersebut dan kehidupan warga aslinya. Sama seperti pakaian adatnya yang merupakan hasil perpaduan budaya Arab, Melayu, dan Tionghoa. Semoga bermanfaat.