Mengenal Rumah Adat Banten Lebih Dekat (Ciri Khas, Pembagian Ruangan, dll)

Setiap sisi dari Indonesia memiliki keunikan dan ciri khas masing-masing. Menjadi salah satu negara yang memiliki jumlah penduduk terbanyak di dunia yang dilengkapi dengan ribuan pulau, membuat keragaman budaya yang terdapat di Indonesia tidak terbatas, seperti keberadaan rumah adat Banten milik suku Baduy, suku asli Provinsi Banten. Kawasan ini sendiri terbagi menjadi empat kabupaten yaitu Kabupaten Lebak, Pandeglang, Serang, dan Tangerang.

Selain Kesepuhan Banten dan tempat-tempat wisatanya, provinsi ini juga terkenal akan budaya dan adat istiadat yang hingga saat ini masih dilestarikan. Contohnya keberadaan warga asli suku Baduy yang masih mendiami Provinsi Banten dengan menjaga aturan adat sekaligus menjaga alam.

Mengenal Lebih Dekat Rumah Adat Banten

Keunikan rumah adat banten
pewartanusantara.com

Rumah adat merupakan bangunan tempat berjalannya kebiasaan adat istiadat yang diturunkan sejak zaman tertentu yang disesuaikan dengan suku yang mendiaminya. Rumah adat bukan hanya perihal mengenai sebuah rumah yang ditinggali serta yang memiliki unsur adat dan budaya yang kental saja, namun juga menggambarkan identitas masyarakat dari suku tersebut.

Karena keunikannya sekaligus menjadi warisan dari leluhur sebelumnya, rumah adat ini masih lestari dan dapat Anda jumpai di hampir seluruh provinsi di Indonesia, terutama Banten.

Bangunan adat mengandung banyak unsur penting lainnya seperti sejarah, warisan, dan bukti perubahan zaman serta kemajuan sebuah peradaban.

Setiap bentuk dan ukiran yang dibuat pada bangunan adat, memiliki filosofi tersendiri yang unik. Begitu juga pada rumah tradisional asli Banten yang bernama sulah nyada.

Sulah nyada sengaja dibangun seakan menyatu dengan alam, sepeti halnya dengan bagaimana suku Baduy hidup menyatu dengan alam hingga saat ini. Peradaban masyarakat asli suku ini memang sudah jauh lebih dulu ada, bahkan sebelum Provinsi Banten terbentuk.

Sebagian masyarakat suku ini juga ada yang masih terus melestarikan kebudayaannya dengan cara menjalani kehidupan yang sama seperti kehidupan masyarakat suku ini pada ratusan tahun lalu.

Pakaian adat yang mereka gunakan pun masih menggunakan desain yang sejak dulu mereka sudah gunakan yaitu pakaian sangsang, baik suku Baduy Dalam maupun Luar. Perbedaannya hanya terletak pada proses pembuatan sangsangnya.

Pembagian Rumah Adat Sulah Nyada Banten

Pembagian ruangan rumah adat banten sulah nyada
wia.id

Rumah adat sulah nyada terbagi menjadi empat ruangan, di mana masing-masing ruangan memiliki fungsi khususnya sendiri. Berikut pembagian ruangan pada rumah adat sulah nyada.

  • Seroso

Seperti yang telah disebutkan, bagian rumah sulah nyada terbagi menjadi empat bagian. Seroso adalah sebutan untuk bagian depan rumah. Fungsinya sendiri yaitu sebagai area untuk menerima tamu, beristirahat dengan santai, dan area para wanita untuk beraktivitas selagi matahari belum terbenam, misalnya menenun.

  • Tepas

Bagian berikutnya bernama tepas. Bagian rumah ini berada di bagian tengah. Fungsinya sebagai area bersantai dan tempat berkumpul anggota keluarga untuk menghabiskan waktu bersama. Selain itu juga digunakan untuk area beristirahat atau tidur di malam hari.

  • Ipah

Ipah adalah bagian belakang dari rumah adat. Fungsinya sama seperti dapur, yakni untuk tempat menyimpan persediaan makanan bagi keluarga atau penghuni rumah dan aktivitas memasak.

  • Leuit

Sebenarnya bagian rumah yang satu ini letaknya tidak di benar-benar pada bagian dalam rumah. Leuit merupakan tempat masyarakat Baduy menyimpan hasil bumi seperti padi. Area ini juga dianggap masyarakat sebagai ketahanan pangan yang mereka miliki.

Leuit atau nama umumnya lumbung padi ini sengaja diletakkan jauh dari rumah dengan tujuan yakni bila terjadi musibah atau bencana alam, tempat persediaan tersebut tidak terganggu atau tidak ikut rusak.

Keberadaan leuit sendiri tidak bisa sembarangan, pembangunannya menyesuaikan aturan adat yang berlaku.

Leuit dilindungi oleh Pu’un, ketua adat, dengan mantra-mantra khusus yang fungsinya sebagai mantra pelindung. Pembangunannya juga harus mengikuti hitungan bulan yang ditetapkan oleh Pu’un.

Bila pembangunannya atau perawatannya tidak sesuai aturan, masyarakat memiliki kepercayaan bahwa akan ada hal buruk yang segera mendatangi mereka.

Seperti halnya membangun rumah sulah nyada, saat membangun bagian ruangannya pun terdapat aturan khusus yang tidak boleh dilanggar ataupun dilewati oleh suku setempat.

Ciri Khas Rumah Adat Sulah Nyada

Ciri Khas rumah adat banten sulah nyada
akurat.co

Sebelum membahas lebih jauh mengenai rumah adat sulah nyada Banten, perlu diketahui bahwa suku asli Banten ini dibagi menjadi dua yaitu suku Dalam dan Luar. Mungkin Anda bertanya-tanya, apa sih perbedaannya?

Masyarakat kelompok Dalam benar-benar tertutup dari kehidupan luar, tidak mau berkomunikasi dan berhubungan dengan masyarakat luar, tidak mau menerima teknologi, serta masih memegang teguh kemurnian adat istiadat dan budaya suku mereka.

Sementara masyarakat Luar adalah kelompok yang sebaliknya. Namun dari segi penggunaan rumah sulah nyadanya, di antara kedua kelompok masyarakat tersebut tidak ada perbedaan yang sangat mencolok.

Bila Anda memperhatikan gambar bentuk bangunan sulah nyada, akan terlihat ciri khas rumah ini yang berupa penggunaan bahan-bahan bangunan yang masih sangat alami.

Terdapat tiga bahan bangunan pokok yang digunakan untuk membuat rumah unik ini, yaitu berupa bambu, kayu, dan ijuk/jerami.

Arsitektur Rumah Sulah Nyada

Bentuk rumah sulah nyada termasuk ke dalam rumah alam yang ramah lingkungan. Dari segi arsitekturnya pun terlihat sederhana. Seperti halnya dengan kehidupan dan budaya yang mereka jalani, yakni penuh dengan kesederhanaan. Bangunan sulah nyada dibagi menjadi empat bagian yang terdiri dari sosoro, tepas, ipah, dan leuit.

Konsep arsitektur dasar bangunan ini terlihat jelas yakni pada ketidakmauan mereka merusak struktur tanah atau bisa dikatakan sangat menjaga alam.

Jadi pada bagian pondasi utama, pondasi dipasang mengikuti bentuk struktur tanah. Contoh bila strukturnya miring, makan pondasinya pun akan dipasang miring menyesuaikan bentuk tanah.

Oleh karenanya, tiang rumah yang terbuat dari kayu pun memiliki tinggi yang berbeda antara satu dengan yang lainnya. Jenis kayu yang digunakan berupa kayu yang sangat kuat karena berfungsi ganda yaitu menopang rangka lantai dan atap.

Pada bagian dinding, jenis rumah sulah nyada menggunakan dinding anyaman bambu yang membuat proses sirkulasi udara menjadi cukup baik.

Karena tidak ada jendela dari kaca untuk melengkapinya, masyarakat membuat bolongan pada bagian lantai dan ada juga yang terdapat di bagian dinding.

Itulah mengapa bila melihat bentuk bangunan rumah adat tersebut terlihat begitu tertutup.

Filosofi Rumah Sulah Nyada

kebudayaan suku baduy banten
lelungan.net

Point utamanya, filosofi bangunan sulah nyada kembali pada bagaimana masyarakat suku Baduy mempertahankan budaya asli mereka dan menjalani adat istiadat dengan menghargai serta menghormati alam semesta. Sehingga bentuk dan pembangunan rumah ini benar-benar berhubungan dengan kelestarian alam serta usaha untuk tetap menjaganya.

Lebih rinci lagi, setiap bentuk dan konsep desain yang mereka gunakan sebenarnya memiliki tujuan dan makna yang sangat baik.

Misalnya, ketidakadaan jendela ini dimaksudkan agar mereka yang ingin melihat isi rumah benar-benar harus masuk dan berkunjung. Bukan mengintip dari luar.

Begitu juga dengan bagaimana mereka membangunnya secara gotong-royong yang mana menggambarkan tingginya tali persaudaraan antara masyarakat.

Serta rumah dibangun menghadap utara dan selatan yang bagi masyarakat setempat dipercayai merupakan arah rumah yang baik.

Kehidupan masyarakat setempat yang tetap sederhana dan tidak mau tersentuh teknologi apapun, membuat sulah nyada tetap abadi dan terus berdiri kokoh.

Keberadaan bangunan tradisional unik seperti rumah tradisional Banten ini memang harus diperhatikan dan dilestarikan karena akan menjadi warisan Tanah Air untuk anak cucu kelak.

Indonesia memiliki begitu banyak kekayaan alam dan ragam budaya yang tersebar hingga ke setiap pelosok.

Dengan banyaknya ragam budaya tersebut, sudah sepatutnya kita sebagai generasi penerus bangsa menjaga dan melindungi warisan-warisan luhur seperti rumah adat, pakaian adat, dan upacara adat.

Warisan-warisan leluhur tersebut akan menjadikannya sebagai jati diri dari suku setempat yang tentunya harus diapresiasi, dibanggakan, dan dihargai, serta dihormati oleh kita sebagai bangsa Indonesia. Semoga dengan adanya pembahasan mengenai rumah adat Banten ini akan menambah wawasan Anda mengenai keragaman budaya yang ada di Indonesia.

Leave a Comment