Pengalaman Nyantri di Sintesa dengan Modal Nekat

Nyantri di Sintesa – Assalamualaikum. Yuk kenalan dulu sobat. Seperti kata-kata mutiara dari pepatah lama, “Tak kenal maka ta’aruf tak sayang”. Perkenalkan nama saya Bintang. Saya berasal dari kota paling ujung timur pulau Jawa.

Yup, Banyuwangi, kota yang saat ini menjadi tujuan wisata yang cukup populer di kalangan wisatawan, baik domestik maupun mancanegara.

Background pendidikan saya yang terakhir, alhamdulillah telah dinyatakan lulus S1 Fisika. Ya meskipun lulusnya gak tepat waktu sih, tapi butuh effort yang luar biasa besar untuk menyelesaikannya. Terutama effort dalam mengumpulkan niat untuk nulis skripsi, hehe.

Dipostingan ini saya ingin berbagi cerita tentang salah satu Pesantren unik yang mungkin jarang didengar oleh orang awam bahkan yang udah pernah nyantri. Dikatakan unik karena Pesantren ini mulai dari namanya hingga kurikulum yang diajarkannya pun serba unik.

Pesantren Sintesa. Sebuah pesantren yang fokus pada Qur’an dan Bisnis Online. Wah kok bisa ya ada Pesantren gak hanya fokus dalam keagamaan tapi juga fokus dalam berbisnis?! Langsung saja yuk disimak cerita beserta tips berikut.

Awal Mula Mengenal Pesantren Sintesa

nyantri di sintesa
Sintesa.net

Berawal dari event Creativepreneur yang diselenggarakan oleh Putri Tanjung beserta timnya pada tanggal 26 Januari silam.

Bagi sobat yang belum tahu siapa Putri Tanjung, dia adalah putri dari bapak Chairul Tanjung(CT). Meskipun memiliki ayah yang bisa dikatakan tajir melintir yang mungkin kekayaannya cukup untuk makan tujuh turunan, tapi  si Putri tidak silau akan hal tersebut. Dia lebih memilih jalannya sendiri dengan menjadi inspirator bagi kawula muda.

Nah acaranya itu dimulai pada pukul 10.00 WIB, akan tetapi tiket On The Spot(OTS) sudah bisa dibeli pukul 08.00 di halaman Hall Hotel Harris. Alhamdulillah sebelumnya saya kebagian salah satu tiketnya yang dijual online. Acaranya benar-benar ramai, bahkan antriannya pun panjang banget.

Karena diluar ruangan padet banget akhirnya saya putuskan untuk masuk ke dalam Hall. Begitu masuk kedalam Hall, bingung mau ngapain. Temen gak ada, pacar entah kemana, ya beginilah nasib kalo datang ke event gede sendirian.

Tiba-tiba fokus pandangan mata tertuju pada seseorang cowok yang tengah duduk diantara dua kursi kosong. “Lumayan nih buat temen ngobrol plus tambah relasi juga”, pikir saya saat itu.

Jangan tanya kenapa gak sekalian cari temen ngobrol cewek aja, kali aja jodoh, hiya hiya. Taulah alasannya, lagi gak berani males aja ngobrol sama cewek disini, lagian kursi yang tersisa hanya berada disamping si cowok yang duduk sendirian tadi.

Tanpa berfikir panjang, langsung saya samperin si cowok tadi. Baru aja dateng, ehh langsung disambut dengan ramah. Bilangnya sih dia lagi cari temen ngobrol biar gak kelihatan jomblonya, haha.

Usut punya usut ternyata dia seorang internet marketer (imers) juga. Sebut saja mas Zen. Seorang imers kelahiran Tulungagung yang tua muda ini ternyata memiliki jam terbang cukup tinggi di dunia digital marketing. Karena kita berkutat di ranah yang sejenis, obrolan kita pun bisa nyambung ngalor ngidul tanpa batas, kayak udah lama kenal aja sih.

Ada satu topik obrolan yang menarik ketika mas Zen menyeletuk soal Pesantren Sintesa. Beliau mulai bercerita sedikit tentang pengalamannya nyantri di Sintesa. Tentu saja awalnya saya sama sekali tidak berminat. Karena pada umumnya Pesantren ya gitu-gitu aja, bahasannya pasti masuk ke ranah agama. Tapi ini Beda.

Pesantren yang terletak di Magetan ini memiliki konsep yang sangat unik, yaitu membentuk karakter santrinya baik dalam hal keagamaan maupun dalam hal mencari duit halal (ini yang paling dicari hehe). Selain hal itu, menjadi santri di Sintesa juga diwajibkan untuk mengikuti kebiasaan di Pesantren, mulai dari bangun sebelum subuh, salat sunnah, tidur siang, dll.

Kalo sobat penasaran seperti apa gambaran Pesantren Sintesa, bisa lihat disini.

Seolah terbius dengan topik obrolan yang terjadi, beberapa menit kemudian saya menjadi agak berminat untuk nyantri di Sintesa. Kebetulan saya baru lulus kuliah dan sedang bergelut juga di bidang bisnis online. Apalagi sekarang saya udah masuk dalam usia nikah. Kalo pengetahuan agama saya lebih rendah dari calon istri kelak, apa kata dunia, hehe.

Agama dapet, duit halal pun dapet, kenapa tidak?

Perizinan yang Hampir Mustahil dari Orang Tua

Ini nih yang paling susah menurut saya. Oh ya setelah acara Creativepreneur selesai, dihari itu juga saya chat via Whatsapp kedua orang tua saya, saya jelasin panjang lebar mulai dari latar belakang hingga penutup apa itu Sintesa, kenapa harus nyantri di Sintesa, hingga benefitnya menjadi santri di Sintesa. Saat itu saya chat puanjang banget dah pokoknya biar detail.

Sekedar info, penutupan pendaftaran Sintesa saat itu di tanggal 31 Januari 2019, sedangkan saya kenal Pesantren unik ini baru tanggal 26 Januari. Taulah sobat gimana susahnya minta perizinan yang mepet banget.

Dan benar saja, jawaban yang saya terima cuma satu kata, ”GAK

Menjadi santri Sintesa
pexels.com, by burak kostak

Jlebb banget dah. Udah susah-susah nulis panjang, jawabannya kayak gitu. Meskipun demikian, saya tau persis kenapa orang tua saya menolak mentah-mentah, terutama ayah.

Mulai dari takut terpengaruh doktrin radikalisme (efek media sepertinya nih), Pesantren Sintesa juga tergolong baru, hingga terorisme dan juga umumnya kan kebanyakan mahasiswa setelah kuliah itu cari lowongan kerja, lah saya malah nyantri di Sintesa, kan lucu. Wajar banget sih kalau ditolak mentah-mentah hanya dengan kata “GAK”, haha. Sakit tapi tak berdarah.

Meski mendapatkan penolakan, saya tidak langsung menyerah begitu saja. Tidak semudah itu Ferguso. Saya keluar ruangan, pergi cari toilet, saya guyur kepala saya dengan air keran. Saya pejamkan mata sembari bersemedi berdiam diri di toilet selama beberapa menit untuk mencari celah bagaimana caranya agar mendapat perizinan resmi dari sang imam keluarga.

Begitu ide itu muncul, saya susun script di kepala saya satu persatu hingga membentuk template baku yang nantinya akan saya pakai untuk mengajukan perizinan kembali via telepon langsung.

Dengan nada memelas memohon serta berusaha meyakinkan logika seorang pemimpin rumah tangga akan keuntungan nyantri di Sintesa, akhirnya di accept juga. Gila rasanya seneng banget dah.

BACA JUGA: Info Pantai Tiga Warna Malang Terbaru Lengkap

Seleksi Tahap Pertama Versi Sintesa

Menjadi santri di Sintesa
pexels.com, by abdulmeilk majed

Setelah melewati tahap perizinan yang sangat cukup sulit, saatnya memasuki tahap seleksi. Di Sintesa sendiri memiliki dua tahapan seleksi, yaitu Tahap Pertama (Tesnya bikin artikel serta ngaji) dan Tahapan Kedua (Proses adaptasi).

Untuk jalur masuknya pun ada dua macam, Reguler atau Donasi. Kalau reguler bisa gratis selama nyantri di Sintesa setahun penuh, baik itu makan, tempat tinggal, listrik, materi dll. Benar-benar gratis. Enak dong? Eits Tunggu dulu, justru karena gratis, proses seleksi menjadi super ketat, nah lho.

Berbeda halnya dengan jalur Reguler. Jalur Donasi lebih ringan tahap seleksinya, akan tetapi ada kewajiban membayar biaya hanya 5 juta untuk setahun penuh. Gila gak tuh, 5 juta dibilang “hanya” hehe.

Ya iyalah, dengan fasilitas yang ditawarkan serta kurikulum materi bisnis yang kualitasnya tidak perlu diragukan lagi keampuhannya, benefit yang didapatkan jauh lebih besar dibandingkan biaya yang dibayarkan. Toh uangnya buat keperluan si santri sendiri selama setahun juga selama nyantri di Sintesa (sebagian untuk fasilitas pesantren).

Tentu saja, sebagai rakyat Indonesia yang baik dan suka menabung, saya termotivasi mengambil tantangan yang jalur Reguler donk, haha.

Jujur saya tidak memiliki background santri sama sekali. Ngaji pas-pasan bacaannya. Dibilang lancar enggak, dibilang gak lancar iya juga enggak. Yah pokoknya standar lah, bahkan sering kali terbata-bata saat ngaji.

Dengan background tadi dan modal skill ngaji sekadarnya, keputusan ini bisa dibilang cuma modal nekat.

Dari informasi yang beredar, tes wawancara akan dilakukan via telepon. Jadi singkatnya kita nanti dihubungi Sintesa nih (jamnya acak), biasanya di jam-jam aktif mulai jam 08.00 WIB hingga 22.00 WIB. Tes tersebut dilakukan di tanggal 1 Februari hingga 4 Februari, sedang pengumuman hasilnya ditanggal 5 Februari 2019 (seingat saya).

Untuk tes bikin artikelnya, minimal 250 kata (kalo tidak salah) lalu di upload ke website Sintesa. Tips dari saya sih buat aja artikel (pengalaman pribadi) diatas 500 kata. InsyaAllah dah tembus, hehe. Tapi jangan lupa juga untuk memperhatikan enak enggaknya tulisan kamu saat dibaca orang lain.

Smartphone Xiaomi jadul saya pun berdering beberapa menit setelah salat magrib di tanggal 3 Februari. Awalnya sih saya ragu untuk mengangkatnya, soalnya dari profil picture nya masih muda. Terbesit dibenak saya, masa sih pewawancaranya masih anak SMA (maafin saya mas, hehe).

Yaudah saya angkat teleponnya, ternyata benar ini  dari Sintesa. Saat itu saya langsung di wawancarai singkat mulai dari nama, kesibukan dan status pendidikannya apakah sudah lulus atau belum, kemudian langsung disuruh ambil wudhu lalu di tes ngaji.

Deg-degan juga sih. Beda banget lho rasanya tes ngaji langsung dibandingkan tes ngaji via telepon. Kayak ada manis-manisnya nyut-nyutan gitu dijantung, saking groginya.

Saat itu dapat surat Al-Kahfi. Beberapa teman saya ada yang dapat surat Ali Imran. Saya tahu kelemahan saya saat itu dalam hal membaca Qur’an, nah maka dari itu saya bagusin artikel saya tadi. Pokoknya dipoles sedemikian rupa agar yang membaca ikut larut kedalam alur cerita saya, hehe. Ini tips super manjur, lho.

It works, cuy.

Begitu hari H pengumuman, alhamdulillah nama saya masuk kedalam list nama calon santri yang lolos ke tahap selanjutnya. Saat itu bener-bener hormon kebahagiaan mengalir deras dari otak ke seluruh tubuh. Seneng banget rasanya, sob.

Oh ya sebelum hari H pengumuman, itu kan ada waktu beberapa hari setelah tes wawancara. Karena saking kurang percaya dirinya, saya membanjiri inbox Whatsapp mas Zen dengan beribu pertanyaan, yang semua isinya tentang kegelisahan (maafin saya mas, haha).

Perjalanan Menuju Sintesa

menjadi santri di sintesa modal nekat
pexels.com, by Subham Dash

“Semua calon santri yang keterima (baik jalur Reguler maupun Donasi) wajib berada di Pesantran paling lambat tanggal 15 Februari”, begitu isi pengumuman yang saya baca melalui website resmi Sintesa.

Banyak persiapan dan perlengkapan yang harus dibawa ketika ke Sintesa, mulai dari gamis, baju koko, celana tiga perempat (dibawah lutut) dan masih banyak lagi.

Pesantren Sintesa terletak di Ngadirejo RT.04 / RW.02, Kawedanan, Jaranan, Ngadirejo, Kabupaten Magetan, Jawa Timur. Sedangkan dari Banyuwangi ke Magetan dengan menggunakan kereta api butuh waktu 9 jam lebih. Jauh? Iya jauh banget. Tapi gak masalah sih, mau ke negeri seberang nun jauh disana pun pasti abang datangi, hiya hiya.

Apalagi ilmu dari mas Vatih (salah satu pendiri Sintesa) udah gak bisa diragukan lagi kualitasnya. Bagi sobat yang penasaran siapakah mas Vatih dan seberapa keren ilmu beliau soal bisnis online, bisa cek disini.

Untuk menuju ke Pesantren Sintesa ada dua jalur yang bisa sobat tempuh nih :

  1. Naik Kereta

Dari berbagai rute keberangkatan, bisa naik kereta dengan tujuan stasiun Madiun. Lalu bisa naik ojek online (ojol) ataupun taksi argo ke arah Gorang-gareng. Kemudian menuju ke komplek Sintesa atau biasa dikenal sebagai Pondok Jaranan.

  1. Naik Bus

Dari berbagai rute keberangkatan, bisa ambil dan turun di terminal Maospati (Magetan). Lalu dilanjutkan dengan ojek ataupun taksi tembak (tidak ada taksi argo) menuju ke arah Gorang-gareng. Kemudian menuju ke komplek Sintesa atau biasa dikenal sebagai Pondok Jaranan.

Pengalaman Unik Saat Tiba di Pesantren

Akhirnya tiba juga di Pesantren. Ternyata Sintesa memiliki tiga tempat utama:

  • Sintesa Program High School
  • Sintesa Akademi
  • Khusus Putri

Awal pertama kali ke Sintesa, saya sempat kesasar ke tempat Sintesa Program High School. Kebetulan dulu saya naik Grabcar, dan rute di peta menunjukkan arah ke lokasi tersebut, sedangkan yang Program Akademi lokasinya berbeda. Rada horor sih. Udah hujan, gelap, becek, untung ada ojek, haha.

Tapi tenang aja, santrinya baik-baik kok. Saya sempat kenalan dengan beberapa santri Program High School, cuma saya beneran lupa siapa namanya (maafin mas,huhu). Saya ditawarkan tumpangan menuju lokasi Sintesa Program Akademi oleh salah satu santri High School, sumpah baik banget pokoknya dah.

Begitu sampai di Pesantren, ternyata mirip kosan gitu. Terdapat beberapa kamar-kamar yang bisa di akses dari luar (dan ini kamar guru lho). Bedanya disini kelihatan lebih bagus dan lebih bersih dibandingkan kosan saya, haha.

Saya pun diarahkan menuju aula asrama. 

Deg.

Banyak banget santri yang udah ngumpul ternyata. Ada mungkin 30 santri lebih. Dan itu stand by di laptopnya masing-masing. Bagi sobat yang baru bertamu kesini, dijamin bakal bingung bedain mana guru mana santri. Pada muda-muda semua sih (termasuk saya donk, haha).

Sempat plonga-plongo bengong beberapa menit, bingung mau ngapain. Tanpa pikir panjang, langsung saja saya ajak kenalan santri terdekat yang bisa dijangkau. Karena begitu banyaknya santri, jadi saya hanya bisa kenalan dengan beberapa santri aja, awalnya.

Bagi sobat yang lolos seleksi dan baru pertama kali ke Sintesa pasti bingung mau ngapain. Karena gak ada instruksi khusus dari Sintesa. Begitu masuk aula, didata, ambil sleeping bag, lalu dilepas. Daripada bingung, mending cari meja untuk tempat laptop dan ikuti kegiatan santri angkatan sebelumnya aja ya.

BACA JUGA: Ranu Kumbolo, Surga Gunung Semeru yang Menakjubkan!

Seleksi Tahap Kedua Versi Sintesa

Meski sudah lolos tahap pertama, masih ada tahap kedua nih, adaptasi. Jadi semua calon santri diwajibkan untuk mengikuti serta menyesuaikan semua kegiatan yang ada di Sintesa. Ini berlaku sekitar 1-2 minggu. Bisa tidaknya adaptasi di lingkungan Sintesa akan menentukan apakah calon santri diterima sepenuhnya menjadi bagian dari Sintesa atau tidak.

nyantri di sintesa magetan
sintesa.net

Berikut ini beberapa kegiatan di Pesantren Sintesa:

  • Salat wajib berjamaah
  • Talaqqi (Menghafal Qur’an versi Sintesa)
  • Muroja’ah hafalan (Mengulangi hafalan agar tidak lupa, keren nih)
  • Wajib melakukan puasa senin-kamis
  • Wajib salat dhuha (salah satu cara mengetuk pintu langit nih)
  • Makan satu nampan 4 orang (Mantap gak tuh, kenyang kok, haha)
  • Tidur Siang jam 11.00 WIB-12.00 WIB (qailullah)
  • Seluruh kegiatan santri berhenti total pukul 22.00 WIB
  • Dan masih banyak lagi.

Di Sintesa sendiri berlaku sistem point. Jika ada yang melanggar peraturan yang ditetapkan akan terkena point. Jika sudah sukses mencapai 30 point, konsekuensinya akan dikeluarkan dari Sintesa. Hal ini berlaku untuk semua santri.

Ngeri?! Iya ngeri banget.

Selama kita sami’na wa atho’na dan gak neko-neko, insyaAllah gampang kok untuk adaptasinya. Toh peraturan di Sintesa dibuat untuk meng-gembleng mental dan karakter kita agar nantinya ketika keluar dari Sintesa bisa bermanfaat bagi diri sendiri dan masyarakat sekitar.

Oh ya, nyantri di Sintesa kalo tidur gak pakai kasur ya. Jadi jangan berharap terlalu tinggi. Disini disediakan sleeping bag, meski sederhana tapi beneran nyaman lho. Kalo masih kurang nyaman tinggal tambah bantal aja, haha. Untuk masalah cuci dan kamar mandi mah udah gak perlu khawatir, disini udah komplit.

Alhamdulillah saat itu saya bisa beradaptasi dengan kegiatan disini. Gimana enggak, orang gak jauh beda dengan kehidupan di kosan. Cuma yang membedakan disini tingkat disiplinnya lebih tinggi.

Gak berasa udah 2000 kata lebih. Capek juga ngetiknya. Udah ya sekian dulu, semoga bermanfaat.

Wassalamualaikum.

Leave a Comment