Mengenal Rumah Adat Papua Lebih Dekat (Disertai Gambar dan Penjelasannya)

Siapa yang tak kenal dengan nama Papua, provinsi paling Timur yang memiliki kawasan dengan luas 421,98 kilometer persegi, merupakan provinsi terluas di Indonesia. Bukan saja terkenal dengan keberagamannya yang kental dan rangkaian sejarah yang menakjubkan, daerah Papua yang dulu bernama Irian Jaya ini juga punya banyak rumah adat dengan keunikan dan penuh dengan filosofi budayanya.

Penasaran seperti apa rumah khas tanah cendrawasih ini? Yuk kita bahas lebih dalam.

Check it out.

Mengenal Rumah Adat Papua Dan Penjelasannya

Mengenal rumah adat papua
borneochannel.com

Pada umumnya rumah-rumah adat di Papua memiliki atap berbentuk bulat yang ditutupi jerami ataupun rumput ilalang yang sudah dikeringkan. Dari semua bangunan adat yang ada di sana, pada umumnya memiliki bentuk yang mirip, mulai dari bahan pembuatannya yang sama hingga ukurannya yang tak biasa.

Meskipun demikian, semua itu menjadi sebuah perpaduan yang membuat para pelancong baik dari dalam negeri maupun internasional penasaran untuk melihat secara dekat, selain tarian dan wisata lain yang terdapat di sana.

  • Bentuk

Kebanyakan rumah tradisional yang terdapat di Papua berbentuk seperti jamur, dengan atap seperti kuali terbalik. Bentuk bangunan seperti ini banyak dijumpai terutama di pedalaman yang masih kental menjunjung tinggi adat istiadat setempat.

  • Bahan

Bangunan ini adalah rumah hunian yang terbuat dari gabungan jerami atau ilalang untuk atap, serta batang-batang kayu yang disusun sebagai pondasi dan bagian-bagian rumah secara keseluruhan. Ada yang memiliki pintu dan jendela lengkap, namun ada pula yang tidak memilikinya dengan alasan tertentu.

  • Ukuran

Rumah tradisional ini ditinggali penduduk dari berbagai suku di Papua serta memiliki ukuran kecil, hanya cukup untuk dihuni satu keluarga atau beberapa orang saja. Ada yang hanya berukuran dua meter hingga tiga meter saja, namun ada juga yang tingginya hingga sepuluh meter, tergantung kegunaan dari rumah tersebut.

  • Letak

Rumah ini terletak menyebar di beberapa lokasi. Ada yang terletak di kawasan perkotaan, ada juga yang di hutan. Rumah yang terletak di hutan ini yang merupakan pemukiman masyarakat asli Papua.

  • Aturan

Ada beberapa aturan dalam pembangunan rumah tradisional di Papua. Beberapa diantaranya yaitu terdapat rumah yang hanya boleh dihuni kaum pria, dan ada pula yang hanya boleh dihuni kaum wanita. Selain itu ada juga yang dijadikan tempat hewan peliharaan.

Jadi masing-masing bangunan memiliki kegunaannya masing-masing dan harus dipatuhi oleh masyarakat.

Biasanya letak rumah adat ini saling berdampingan, atau menghadap ke suatu arah yang ditentukan oleh para tetua suku.

Macam-Macam Rumah Adat Papua

Sesuai kegunaan dan fungsinya, bangunan adat Papua yang masih bertahan dan yang memiliki nilai tradisi tinggi ada lima jenis yaitu Honai, Ebai, Wamai, Kariwari, dan Rumsram. Penasaran kan seperti apa karakteristik masing-masing rumah di provinsi yang dulu bernama Irian Jaya tersebut? Yuk simak informasinya berikut.

Rumah Honai

Rumah Adat Honai
pewartanusantara.com

Jika Anda berkunjung ke wilayah lembah atau pegunungan di Papua, Anda akan banyak menemukan rumah ini. Secara adat, rumah ini memiliki ciri khasnya yaitu harus dibangun oleh lelaki dewasa dari suku Dani dan hanya boleh dihuni oleh laki-laki dewasa.

Nama Honai berasal dari kata “hun” yang artinya laki-laki dan “ai” yang artinya rumah. Pembuatan jenis rumah ini harus menghadap matahari terbit dan tenggelam.

Pada umumnya rumah unik yang berada di Papua Barat ini memiliki ukuran tinggi sekitar 2,5 meter dengan luas 5 meter, yang mana hanya terdapat satu pintu keluar masuk tanpa jendela.

Ruangnya pun cenderung sempit, namun sangat cocok untuk menahan dinginnya udara di pegunungan. Di bagian tengahnya juga terdapat lingkaran yang berfungsi untuk menyalakan api sebagai pengganti lampu serta untuk menghangatkan badan.

Rumah adat unik ini memiliki tiga tingkat, yaitu pada bagian terbawah biasanya digunakan sebagai tempat menyimpan jasad warga yang sudah diawetkan menjadi mumi, lalu di lantai dasar merupakan tempat menerima tamu laki-laki, sementara di bagian paling atas adalah tempat tidur yang hanya diberi alas dengan jerami saja.

Dahulu, rumah Honai ini juga dipakai untuk menyimpan senjata berperang.

Rumah Ebai

Rumah adat ebai
romadecade.org

Lokasi rumah adat yang satu ini biasanya terletak di sebelah rumah Honai, yang merupakan bangunan adat yang khusus ditempati oleh wanita dan anak-anak, baik anak perempuan maupun laki-laki. Rumah Ebai sendiri berasal dari kata “ebe” dan “ai” yang artinya rumah tubuh.

Di rumah ini, pasangan suami istri yang syah juga diperbolehkan berhubungan intim ketika tidak ada orang lain di dalamnya.

Jika diamati dari bentuknya, memang mirip seperti jenis rumah Honai. Akan tetapi ukurannya cenderung lebih pendek dan melebar ke samping. Pintu utamanya sengaja dibuat tidak sejajar dengan pintu Honai.

Biasanya rumah ini juga digunakan oleh kaum perempuan untuk memasak dan melakukan semua kegiatan rumah tangga. Selain itu, rumah Ebai juga berfungsi sebagai tempat ibu mengajarkan anak-anak tentang kehidupan.

Rumah Wamai

Rumah adat wamai
moondoggiesmusic.com

Berhubung mayoritas warga suku Papua adalah peternak, maka dibuatlah bangunan ini yang digunakan sebagai kandang ayam atau babi. Ukurannya menyesuaikan dengan jumlah ternak yang ada di dalamnya.

Berbeda dengan dua bangunan adat di Papua Timur lainnya, pada atap Wamai cenderung lebih kerucut, sedangkan tingginya hampir sama dengan Ebai.

Rumah Kariwari

Rumah kariwari
moondoggiesmusic.com

Jenis bangunan ini merupakan milik suku Tobati dan Enggros asli. Biasanya banyak ditemukan di Jayapura tepatnya di kawasan Danau Sentani. Rumah adat yang dikenal dengan nama Kariwari ini kegunaannya adalah sebagai tempat belajar bagi anak-anak khususnya laki-laki.

Mereka diajarkan bagaimana menghadapi hidup dan mencari nafkah jika sudah dewasa nanti.

Bentuk dari rumah ini agak berbeda dari rumah Honai, hal ini karena memiliki atap yang menjulang tinggi berbentuk kerucut.

Ukurannya pun lebih besar, dengan bahan pembuatan lebih bervariasi, beberapa ada yang masih mempertahankan jerami dan kayu sebagai bahan dasarnya. Namun beberapa juga ada yang sudah menggunakan atap, sehingga terkesan lebih modern.

Rumah ini terdiri dari tiga tingkatan yaitu tingkat terbawah digunakan untuk tempat belajar anak laki-laki, tingkat dua untuk pertemuan para petinggi suku setempat, sedangkan tingkat paling atas digunakan untuk berdoa ataupun meditasi.

Untuk lebih jelasnya, Anda bisa melihat gambar rumah adat ini di atas, atau juga bisa dilihat di berbagai media dan buku-buku tentang Indonesia.

Rumah Rumsram

Rumah rumsram
moondoggiesmusic.com

Perbedaan mencolok terdapat pada jenis rumah adat Papua bagian Timur ini, karena merupakan rumah panggung yang dilengkapi dengan atap seperti kapal. Rumah yang memiliki tinggi hingga mencapai 8 meter ini, banyak dihuni oleh masyarakat suku Biak Numfor.

Biasanya rumah Rumsram digunakan untuk pendidikan anak laki-laki dari suku Biak, mulai dari belajar memahat hingga belajar berperang. Bangunan rumah Rumsram terbuat dari bahan kayu dan bambu, dengan pondasi yang cukup kokoh, sedangkan atapnya dibuat dari daun sagu.

Pada umunya bangunan ini terdiri dari dua lantai, dimana lantai pertama sengaja dibuat tanpa dinding sehingga cukup luas untuk tempat belajar bagi anak laki-laki.

Demikianlah informasi seputar rumah adat Papua yang sampai saat ini masih dipertahankan oleh masyarakat setempat sebagai tempat tinggal dan melakukan berbagai aktivitas. Hal itu menunjukkan bahwa masyarakat masih menjunjung tinggi tradisi dan budaya yang sudah turun temurun dari para leluhur.

Leave a Comment