Hai sobat Aminama dalam kesempatan ini, kami akan membahas mengenai salah satu jenis bahan kain yang sering digunakan untuk pembuatan hoodie maupun sweater, yakni kain fleece. Mungkin nama kain ini masih terdengar asing di telinga kalian. Fleece sendiri merupakan salah satu produk tekstil yang bahannya ramah lingkungan.
Salah satu karakteristik unik dari jenis kain ini yaitu bagian luarnya agak berbulu, dan saat disentuh akan terasa hangat.
Sebenarnya seperti apa sih kain fleece itu? Daripada penasaran, yuk langsung saja kita simak bersama ulasan berikut ini.
Check it out.
Mengenal Bahan Fleece Lebih Dekat
Bahan fleece adalah hasil dari produk tekstil yang berasal dari campuran bahan imitasi dari wool (woll). Istilah Fleece sendiri berasal dari bahasa inggris yang memili arti bulu domba. Pada umumnya jenis kain ini sering kali digunakan sebagai bahan dasar pembuatan pakaian penghangat seperti jaket dan sweater.
Selain pakaian penghangat, kain ini juga kerap kali digunakan untuk bahan dasar pembuatan selimut maupun bedsheet. Kain ini bukanlah jenis kain yang langka, sobat bisa dengan mudah menemukan kain ini di pasaran ataupun toko-toko kain terdekat.
Apabila sobat mencari kain fleece di pasaran, sobat akan menemui banyak sekali jenis fleece yang ditawarkan, mulai dari cotton fleece, fleece polar, fleece bamboo, fleece micro, fleece polyeter (PE), dan masih banyak lagi.
Meski demikian, yang paling laris di pasaran ada dua jenis, yaitu jenis kain fleece cotton (100% katun) serta fleece PE.
Jenis fleece PE merupakan hasil dari perpaduan antara katun dan polyester dengan kadar masing-masing campurannya yaitu 70 : 30 atau ada juga yang 80 : 20. Kain fleece cukup mirip dengan tampilan diadora taiwan.
Ada fakta menarik dari kain ini, yakni kain ini kerap kali digadang-gadang sebagai kain yang ramah lingkungan. Hal ini karena beberapa jenis fleece, bahannya bisa didapatkan dari daur ulang limbah plastik.
Jenis Kain Fleece di Pasaran
Seperti yang sobat ketahui sebelumnya, kain fleece memiliki banyak sekali jenisnya yang beredar di pasaran. Beberapa jenis kain fleece yang mudah ditemui di pasaran yaitu fleece polyethylene (PE), fleece cutton, fleece CVC, fleece polar, fleece micro, fleece sherpa, dll.
Yuk kita kupas satu per satu.
1. Kain Fleece Polyethylene (PE)
Jenis kain fleece yang pertama adalah fleece polyethylene. Kain ini memiliki kandungan polyester yang lebih banyak sehingga permukaannya yang lebih mengkilat apabila dibandingkan dengan fleece cotton, namun lebih kaku. Dalam penerapannya, fleece PE biasanya digunakan untuk pakaian outer seperti jaket dan sejenisnya.
Apabila diamati dengan seksama, tampilan terluar kain ini mirip dengan tampilan kaos PE.
Tentu, dari segi ketebalan, fleece PE cenderung lebih tebal dibandingkan kaos PE. Salah satu penggunaan dari fleece PE sendiri yaitu untuk pembuatan jaket.
Kesan sporty dan elegan akan melekat bagi mereka yang mengenakan jaket berbahan fleece jenis ini.
2. Kain Fleece Cotton
Fleece cotton merupakan kain hasil percampuran dengan cotton (katun), oleh karenanya memiliki karakteristik sifat kain yang lebih lembut saat menyentuh kulit dan lebih halus apabila dibandingkan dengan jenis fleece lainnya. Kain ini memiliki permukaan yang halus di kedua sisinya, baik bagian dalam maupun luarnya.
Fleece cotton memiliki serat kain yang lebih kasar dibandingkan dengan kaos. Sifat lain dari jenis ini yaitu cenderung lebih sejuk saat dikenakan.
3. Kain Fleece CVC
Jenis fleece selanjutnya yaitu CVC. Kain ini lebih terkenal dengan sebutan fleece cotton viscosa. Kain ini memiliki tekstur serat kain yang cenderung lebih kasar apabila dibandingkan dengan kain fleece lainnya serta memiliki kualitas di bawah fleece cotton. Tentu saja harganya lebih murah dibandingkan dengan fleece cotton.
Meski demikian, jenis kain ini masih tergolong memiliki kualias yang cukup bagus. Fleece CVC sering digunakan untuk pembuatan jaket dan hoodie.
4. Kain Fleece Polar
Kain fleece polar adalah kain yang diambil dari nama produk perusahaan Malden Mills (polartec), tepatnya pada tahun 1979. Seiring berjalannya waktu, nama fleece polar kerap kali digunakan untuk penyebutan jenis kain fleece yang berasal dari serat sintetis, contoh seperti polyester (poliester).
Kain fleece polar sendiri terbagi lagi menjadi dua jenis, yaitu anti pil dan non anti pil.
Fleece anti pil dapat diartikan sebagai kain yang memiliki kualitas tinggi serta kainnya tidak menggulung atau muncul pil setelah pemakaian ataupun setelah dilakukan pencucian beberapa kali.
Sedangkan fleece non anti pil adalah kain fleece dengan kualitas lebih rendah, bahkan harganya pun lebih murah. Kain ini cenderung mudah muncul pil-pil kecil setelah pemakaian dan proses pencucian beberapa kali.
Yang dimaksud dengan pil di sini yaitu sekumpulan bola-bola kecil yang muncul pada permukaan fleece, yang disebabkan oleh adanya gesekan saat pemakaian maupun pencucian.
5. Kain Fleece Micro
Pada dasarnya kain fleece micro maupun fleece polar terbuat dari yang sama, yaitu serat sintetis. Yang membedakannya yaitu, pada fleece micro memiliki karakter kain yang lebih tipis dibandingkan dengan jenis fleece polar. Karakteristik lainnya dari fleece micro yang menjadi daya tarik bagi konsumen yaitu kainnya yang akan terasa lembut saat disentuh.
Selain itu kainnya juga tergolong kain yang ringan. Jenis kain ini sering kali digunakan sebagai bahan dasar pakaian anak dan bayi, sarung tangan, serta syal.
6. Kain Fleece Sherpa
Kain fleece sherpa merupakan fleece yang material dasarnya menggunakan polyester. Jadi bisa dikatakan hampir mirip dengan fleece polar. Akan tetapi kain ini memiliki dua sisi yang berbeda, yaitu dimana satu sisi memiliki tekstur bulu yang halus sedangkan sisi yang lainnya secara visual tampak seperti bulu domba.
7. Kain Fleece Bamboo
Jenis fleece yang terakhir adalah bamboo. Kain ini merupakan hasil perpaduan dari fleece dengan cotton bamboo.
Beberapa jenis kain flece di pasaran yang lainnya yaitu fleece berber, cuddle, plush, minky, coral, dsb.
Sejarah Singkat Bahan Kain Fleece
Sejarah kain fleece sendiri berawal pada tahun 1900-an. Biasanya masyarakat yang bertempat tinggal di daerah yang terdapat iklim musim dinginnya memanfaatkan bahan wol sebagai pakaian penghangat tubuh. Namun, seiring berjalannya waktu, masyarakat banyak yang mengeluh akan kualitas pakaian yang mereka kenakan.
Hal ini disebabkan karena bahan wol yang digunakan, memiliki reaksi terhadap kulit yang menyebabkan gatal-gatal. Selain itu juga akan berbau ketika bahannya basah dan juga kerap kali bahan wool menjadi santapan ngengat.
Berawal dari permasalahan ini, pada akhir tahun 1970-an, sebuah perusahaan bernama Malden Mills Industries (Massachusetts), yang dimiliki oleh Aaron Feuerstein, mulai memproduksi tekstil dan menjadi perusahaan pertama yang merubah plastik menjadi benang jadi.
Jenis kain fleece pertama yang berhasil mereka ciptakan berasal dari botol-botol plastik daur ulang dan polyester (poliester).
Bahan baku polyester berasal dari bahan kimia polyethylene terephthalate (PET atau PETE) yang dihasilkan dari botol plastik daur ulang.
Pada tahun 1981, Aaron Feuerstein bekerja sama dengan Patagonia, yakni salah satu penjual kain eceran ternama, untuk memperkenalkan kain fleece ke pasar olahraga.
Saat itu generasi pertama kain fleece dikenal dengan nama synchilla, namun sekarang berubah menjadi polartec. Rupanya, kerja keras Aaron selama bertahun-tahun membuahkan hasil yang cukup memuaskan.
Di tahun 1985, kain fleece sudah mulai banyak digunakan untuk pakaian olahraga khususnya yang berhubungan dengan musim dingin. Salah satunya yaitu pakaian ski.
Karakter dari kain fleece yang memberikan kesan hangat ditambah sifat bahannya yang cukup ringan, membuat material kain ini sangat cocok dikenakan untuk olahraga di musim dingin.
Cara Pembuatan Bahan Kain Fleece
Di dalam dunia industri tekstil, jenis fleece dapat dihasilkan dari imitasi benang wool sebagai material dasarnya. Benang tersebut selanjutnya akan dipadukan dengan bahan lainnya seperti katun maupun polyester. Lantas bagaimana cara pembuatan kain fleece? Kain fleece sendiri dibuat dengan proses pemelintiran rajutan benang hingga nantinya membentuk lembaran kain.
Aaron Feuerstein, pemilik perusahaan tekstil Malden Mills Industries, bersama timnya berhasil merubah benang polyester (fabric) dengan kualitas jempolan menjadi lembaran kain yang padat.
Lembaran kain tersebut selanjutnya dilakukan proses napping, yaitu proses penyikatan pada permukaan kain dengan menggunakan mesin khusus untuk memotong pola loop pada lembaran kain tanpa merusak kainnya.
Proses penyikatan inilah yang membuat tekstur permukaan kain menjadi lebih tebal dan berbulu. Inilah yang disebut dengan kain fleece.
Kain fleece yang sudah dihasilkan melalui proses penyikatan, selanjutnya akan dirapihkan serabut bulunya yang berantakan menggunakan mesin. Di dalam mesin tersebut terdapat pisau spiral yang mampu merubah bulu fleece menjadi lebih rata, halus, dan terasa lembut saat menyentuh kulit.
Ukuran benang yang digunakan akan mempengaruhi tingkat ketebalan akhir dari fleece. Diameter benang yang lebih besar, akan menghasikan tekstur kain yang lebih halus dan cukup ringan. Sedangkan diameter benang yang lebih kecil, akan menghasilkan kain yang lebih tebal.
Agar sobat lebih memahami proses pembuatannya, berikut kami sajikan videonya.
Karakteristik Bahan Kain Fleece
Seperti halnya bahan waffle, bahan wolfis, dan bahan crepe yang memiliki ciri khasnya sendiri, begitu juga dengan fleece. Fleece sendiri memiliki banyak sekali macam jenisnya yang beredar di pasaran. Setiap jenis kain fleece memiliki karakteristik dan ciri uniknya masing-masing.
Akan tetapi pada umumnya kain fleece memiliki ciri-ciri yang hampir mirip antara satu dengan lainnya.
Kain fleece yang dijual di pasaran maupun yang di toko kain, sebenarnya sangat mudah untuk dikenali. Agar sobat tidak tertukar saat membeli kain fleece dengan jenis kain lainnya, sobat perlu memperhatikan ciri-cirinya terlebih dahulu.
Ciri-ciri kain fleece :
- Memiliki tekstur bagian luar dari kain yang agak berbulu dan terasa hangat saat disentuh.
- Memiliki daya serap panas yang baik.
- Mampu menyerap keringat maupun air sangat baik.
- Kainnya memiliki sirkulasi udara yang baik.
- Kain fleece tidak mudah terbakar.
- Memiliki sifat bahan yang elastis (namun tidak mudah melar).
- Serat kain fleece cenderung mampu menghasilkan listrik statis yang lebih besar dibandingkan lainnya.
- Bahannya cenderung tebal, lembut dan cukup ringan
Penggunaan Bahan Kain Fleece
Biasanya kain fleece digunakan di wilayah yang memiliki iklim cuaca dingin. Hal ini karena fungsi dari kain fleece sendiri yaitu sebagai penghangat tubuh. Meski demikian, kain ini kurang cocok digunakan untuk daerah yang memiliki suhu ekstrem atau suhu minus derajat celcius. Lebih cocok menggunakan kain wool dibanding fleece.
Berikut penggunaan kain fleece yang sering ditemui :
- Jaket (Jacket outdoor).
- Sweater.
- Jogger pants.
- Sweatpants.
- Hoddie.
- Zipper Hoodie.
- Pakaian ski.
- Selimut.
- Bedsheet.
- Baju.
- Gamis, dll.
Kelebihan dan Kekurangan Bahan Fleece
Setiap bahan kain memiliki keunggulan dan kelemahannya masing-masing. Dengan mengetahui keduanya, akan dapat dijadikan pertimbangan sobat sebelum memutuskan untuk membeli kain berjenis fleece.
Berikut kelebihan dan kekurangan kain fleece yang berhasil kami rangkum.
Kelebihan Bahan Fleece
Kain fleece memiliki beberapa kelebihan yang tidak dimiliki oleh jenis kain lainnya, sehingga menjadi nilai tambah di mata penggunanya.
Berikut beberapa kelebihannya :
1. Bahannya Elastis namun Tidak Mudah Melar
Hampir semua jenis fleece memiliki sifat kain yang elastis. Hal ini tentu saja menjadi keuntungan tersendiri bagi beberapa orang, karena mampu menyesuaikan bentuk dari tubuh penggunanya. Meski elastis, kain ini tidak mudah melar, kok.
2. Sifat Bahannya Cepat Kering
Kain fleece merupakan jenis kain yang tergolong cepat kering saat basah. Oleh karenanya, setelah mencuci pakaian fleece, sobat hanya perlu mengangin-anginkannya saja, tidak perlu disetrika. Sehingga lebih hemat waktu dan listrik, deh.
3. Memiliki Tekstur Permukaan Kain yang Lembut dan Hangat
Apabila sobat menyentuh permukaan kain fleece, sobat akan merasakan kesan lembut dan hangat. Keunggulan lainnya yaitu kainnya tergolong kain yang ringan. Sobat juga tidak perlu khawatir akan gatal-gatal saat mengenakannya, karena jenis kain ini tidak menimbulkan reaksi alergi kulit.
4. Tergolong Kain yang Cukup Awet dan Tahan Lama
Selain memiliki keunggulan sebagai penghangat tubuh tubuh, kain fleece juga memiliki daya tahan yang cukup baik, lho. Kain ini cukup awet meskipun sering digunakan dan dicuci berkali-kali. Akan tetapi untuk tingkat kelembutan kainnya tergantung dari lamanya penggunaan bahan tersebut.
5. Harga Kainnya Terjangkau
Untuk harga kainnya sendiri sobat tidak perlu merogoh terlalu dalam, karena harga kain ini cukup terjangkau meskipun dari segi kualitas tergolong premium.
6. Memiliki Sirkulasi Udara yang Baik
Sifat unggul dari serat kain fleece yaitu sebagai insulator tubuh yang cukup baik, sehingga saat cuaca dingin, tubuh tidak banyak kehilangan panas tubuh. Selain itu juga memiliki kemampuan breathability yang cukup baik, sehingga melancarkan sirkulasi udara di dalam pakaian. Cukup menarik, bukan?
Kekurangan Bahan Fleece
Meskipun kain fleece menawarkan berbagai kelebihan dan keunggulan di atas, akan tetapi sobat perlu mengetahui juga kekurangan dan kelemahan dari kain ini.
Kelemahan Kain Fleece :
1. Kurang Cocok Dikenakan untuk Suhu Ekstrem
Seperti yang kita ketahui, salah satu sifat unggul dari kain fleece sendiri yaitu mampu menghangatkan tubuh. Meski demikian, kain ini kurang cocok dikenakan pada daerah dengan suhu yang ekstrem (suhu minus celcius).
2. Lapisan Kain Bagian Luar Mudah Mengelupas
Kelemahan dari kain ini yaitu apabila terlalu sering dikenakan dalam waktu yang lama, tidak menutup kemungkinan akan menyebabkan kerusakan pada bagian terluar kainnya. Untuk mencegahnya, sobat bisa mengikuti tips merawat kain yang akan dijelaskan di bawah.
3. Perawatannya Cukup Sulit
Kain fleece akan menjadi awet apabila cara perawatannya benar. Beberapa hal yang perlu sobat perhatikan yaitu pada saat proses pencucian dan penjemuran. Saat proses pencucian, sobat perlu melakukannya dengan hati-hati.
Hal ini karena, apabila bahan terkena pemutih ataupun pewangi pakaian, maka akan mengurangi kemampuan daya serap airnya.
4. Bahannya Mudah Kotor
Kain fleece ini memiliki sifat yang mampu menarik rambut dan debu-debu yang berada di sekitar pakaian, sehingga menyebabkan pakaian cepat kotor. Debu-debu akan dengan mudahnya hinggap dan terperangkap di antara serat-serat kain.
5. Bagi Beberapa Orang, Kainnya Tergolong Cukup Berat
Meskipun kain fleece tergolong kain yang cukup ringan apabila dibandingkan dengan jenis kain tebal lainnya, namun beberapa orang masih menganggap kain ini cukup berat. Walaupun begitu, kain ini masih nyaman untuk kekenakan, kok.
6. Dari Segi Warna Kain
Kain fleece tergolong kain yang cukup awet, akan tetapi tidak menutup kemungkinan kain ini lambat laun warnanya akan memudar. Hal ini dipengaruhi oleh lamanya pemakaian dan cara perawatannya, baik proses pencucian maupun penjemuran. Semakin sering kain ini dicuci, maka akan semakin cepat memudar.
7. Tidak Tahan Terhadap Angin
Yang dimaksud dengan tidak tahan terhadap angin di sini yaitu angin akan dengan mudahnya masuk dan keluar melalui celah-celah kain. Hal ini disebabkan karena terdapat kerenggangan di antara kain fleece. Meskipun demikian, kain ini masih mampu memberikan rasa hangat bagi penggunanya karena memiliki lapisan bulu yang cukup tebal di dalamnya.
Perbedaan Bahan Kain Fleece dan Baby Terry
Apa perbedaan kain fleece dan baby terry? Pertanyaan ini kerap kali dilontarkan oleh orang-orang yang masih belum bisa membedakan kedua jenis kain ini. Memang sih sepintas kain fleece dan baby terry terlihat sedikit mirip, namun kedua kain ini tentu sangat berbeda.
Agar sobat lebih memahami perbedaan dari kedua jenis kain ini, sobat bisa melihat tabel berikut :
Jenis Kain | Kain Fleece | Kain Baby Terry |
Komposisi Kain | Biasanya kain Fleece terbuat dari kombinasi antara katun 80% dan imitasi wool 20% (contoh seperti polyester) . | Kain Baby Terry terbuat dari kombinasi antara katun 80% dan poly terry 20%. |
Karakter Kain | Memiliki karakter bahan lembut, namun sedikit lebih kaku, lebih kasar, lebih tebal, dan lebih cerah warnanya dibandingkan dengan babyterry. | Memiliki karakter bahan yang sangat lembut, dan lentur. |
Dari Segi Sifat Bahan | Bahannya agak gerah apabila dikenakan saat siang hari. | Bahannya dingin, sehingga cocok digunakan di daerah tropis, khususnya siang hari. |
Penggunaan | Sering digunakan untuk bahan dasar hoodie, sweater, selimut, bedsheet. | Biasanya digunakan untuk bahan dasar handuk, pakaian bayi, dan anak-anak. |
Harga Bahan Kain Fleece
Kain fleece biasanya dijual dalam bentuk kiloan di pasaran, bukan per meter maupun per roll. Namun, tidak menutup kemungkinan sobat akan menemukan penjual yang menawarkannya dalam ukuran roll.
Dari penelusuran kami di beberapa toko online dan marketplace ternama di Indonesia, kami menemukan harga kain fleece di pasaran berkisar antara Rp 45.000,- per kilo (untuk fleece polar) hingga Rp 145.000,- per kilo (untuk fleece CVC).
Perlu sobat ketahui, harga tersebut bukanlah harga patokan untuk setiap jenis kain fleece. Setiap jenis fleece memiliki harga yang berbeda-beda antara satu dengan yang lainnya. Harga di atas bisa saja mengalami perubahan sewaktu-waktu tanpa adanya pemberitahuan sebelumnya.
Oleh karenanya sobat bisa mengecek harga terkini langsung melalui google.com atau di toko kain terdekat.
Oh ya sebelum sobat memutuskan untuk membeli kain fleece, sebaiknya sobat mengecek kualitas kainnya di toko kain terdekat agar tidak kecewa.
Tips Merawat Pakaian Berbahan Fleece
Setelah membahas tentang karakteristik, jenis, hingga kelebihan dan kelemahan kain fleece, rasanya kurang lengkap jika belum membahas mengenai bagaimana cara merawat pakaian fleece dengan benar. Pakaian berjenis fleece sendiri membutuhkan perhatian khusus untuk perawatannya, meski demikian masih tergolong mudah dilakukan, kok.
Yuk langsung saja simak tips merawat pakaian jenis fleece berikut ini.
1. Cara Mencuci Pakaian Berbahan Fleece
Saat mencuci jenis kain fleece, sebaiknya tidak menggunakan pewangi maupun pemutih. Bahan-bahan tersebut dapat menurunkan kemampuan serat kain untuk menyerap air. Sobat bisa menggunakan menggunakan mesin cuci maupun manual dan menambahkan detergen berbahan lembut secukupnya.
Apabila menggunakan mesin cuci, sebaiknya menggunakan suhu yang paling rendah dengan kekuatan putaran yang paling rendah juga.
Nah, jika terdapat noda membandel pada pakaian, oleskan detergen pada bagian yang terkena noda saja, lalu gosok atau kucek dengan tangan secara perlahan hingga nodanya hilang.
Apabila terpaksa harus menggunakan sikat untuk menghilangkan noda, sebaiknya gunakan sikat pakaian yang berbulu halus. Perlu diperhatikan saat melakukan penyikatan arahnya searah ya. Hal ini bertujuan untuk meminimalisir kerusakan serat kain.
2. Cara Menjemur Pakaian Berbahan Fleece
Kain fleece adalah salah satu jenis kain yang cepat mengering, sehingga untuk proses pengeringannya pun cukup diangin-anginkan saja ditempat yang tidak terkena sinar matahari langsung atau di tempat teduh. Usahakan balikkan bagian dalam pakaian keluar untuk mencegah memudarnya warna pakaian.
Sebaiknya jangan menggunakan pengering pakaian untuk menghindari kerusakan pada serat bahan.
3. Jangan Menyetrika Bahan Fleece
Setelah proses penjemuran, sobat bisa langsung melipatnya atau menggantungnya dengan hanger dan diletakkan dilemari. Serat kain fleece tidak tahan terhadap panas yang berlebih, oleh karenanya gak perlu disetrika ya. Tenang saja, bahannya tidak mudah kusut, kok.
Sekian informasi mengenai bahan kain fleece, semoga dengan adanya artikel ini sobat bisa mengenal lebih dekat tentang kain ini. Apabila ada pertanyaan, sobat bisa bertanya pada kolom komentar di bawah ya. Semoga bermanfaat.