Mengenal Rumah Adat Sumatera Utara (Ciri Khas, Jenis, Keunikan, dll)

Bicara mengenai Sumatera Utara, mungkin yang pertama terlintas adalah suku Batak, atau Danau Toba yang merupakan danau terluas di Indonesia. Padahal masih banyak kekayaan budaya lainnya yang terdapat di sana. Salah satunya yaitu rumah adat Sumatera Utara. Bukan hanya sekadar rumah hunian masyarakat setempat, namun juga memiliki banyak keistimewaan yang membuat Anda berdecak kagum.

Sumatera Utara dahulunya merupakan pusat pemerintahan di Pulau Sumatera, dengan Medan sebagai ibukotanya. Setidaknya terdapat 13 suku yang menetap di daerah seluas 72.981 kilometer persegi ini, tentunya memiliki ciri khasnya masing-masing, mulai dari bahasa, tarian, makanan, hingga rumah tradisionalnya.

Penasaran? Yuk kita bahas bersama.

Mengenal Rumah Adat Sumatera Utara

Mengenal rumah adat sumatera utara
fitrilubis photography

Ada pembeda yang terdapat pada rumah adat di Sumatera Utara (Sumut) dengan daerah lainnya, yaitu terletak pada bagian atap. Pada bagian ini, sebagian besar berbentuk perahu terbalik, dengan kedua ujungnya lancip dan runcing.

Bangunan ini berbentuk rumah panggung, dengan bagian bawah rumahnya dijadikan sebagai tempat untuk memelihara ternak atau menyimpan peralatan dan barang-barang, namun memiliki ukuran yang cenderung besar dan luas.

Menyoal siapa yang menempati rumah adat di daerah dengan jumlah penduduk mencapai 13 juta lebih ini, terbagi menjadi beberapa kategori. Ada rumah yang hanya digunakan untuk satu keluarga atau para pemuka adat suku, namun ada juga rumah yang berisikan lebih dari empat keluarga.

Dalam sejarah daerah setempat, disebut bahwa isi dalam rumah dipilih oleh para petinggi adat, biasanya adalah keluarga besar yang saling berhubungan.

Bahan yang digunakan untuk membangun bangunan ini kebanyakan yaitu kayu enau, bambu, hingga ijuk. Dengan beberapa ornamen berupa gambar binatang ataupun ukiran lainnya, yang mana memiliki arti khusus.

Menurut masyarakat setempat, tujuan dibuatnya ornamen ini yaitu untuk menolak bala atau kesialan.

Walaupun memiliki banyak jenis rumah adat yang terletak di provinsi terbesar keempat di Indonesia ini, namun yang diakui sebagai perwakilan rumah adat Sumatera Utara adalah jenis rumah bolon.

Jenis-Jenis Rumah Adat Sumatera Utara

Terdapat lima suku di Sumatera Utara yang masih bertahan dan menjaga kelestarian adat dan budayanya. Masing-masing suku memiliki desain dan arsitektur rumah adat yang sangat menakjubkan. Beberapa diantaranya yaitu suku Karo, Nias, Bolon, Mandailing, maupun Pakpak. Seperti apa keunikan rumah hunian tersebut, simak informasi dan keterangannya di bawah ini.

Rumah Adat Karo

Rumah adat karo
akurat.co

Disebut juga dengan nama siwaluh jabu. Bangunan ini disebut-sebut sebagai rumah adat paling besar jika dibandingkan rumah adat lain di Sumut. Tinggi rumah Karo bisa mencapai 12 meter dari permukaan tanah, dengan bentuk rumah panggung yang dibuat tanpa menggunakan paku, namun setiap bagian yang terhubung menggunakan kayu yang dililitkan.

Rumah ini dihuni setidaknya sebanyak delapan keluarga yang dipilih oleh pemangku adat. Keluarga utama memiliki kamar di bagian tengah rumah, sedangkan keluarga lain memiliki ruangan khusus di bagian kiri dan kanan.

Fungsi masing-masing keluarganya pun juga ditentukan, ada yang menjadi wakil pimpinan, ada juga yang sebagai solution maker, serta pengatur kebutuhan rumah.

Rumah Adat Nias

Rumah adat nias
romadecade.org

Lain lagi rumah adat suku Nias, yang dalam bahasa daerah disebut omo hada. Terdapat dua arsitektur khas rumah ini, yaitu ada yang berbentuk telur ataupun yang berbentuk persegi panjang. Bagian rumah tradisional ini ada dua, yaitu bagian depan untuk tamu menginap, atau sekadar menerima tamu dari tuan rumah.

Serta bagian belakang yang merupakan ruang-ruang khusus untuk anggota keluarga.

Jenis rumah unik ini ada dua macam, yaitu omo hada yang merupakan rumah adat bagi masyarakat biasa suku Nias, serta omo sebua yang khusus dihuni oleh petinggi adat hingga bangsawan.

Keunikannya yang lain yakni terdapat pada bagian depan rumah dibuat patung batu berbentuk tempat duduk panjang, dimana fungsinya yaitu untuk tamu saat ada pagelaran seni.

Rumah Adat Bolon

Rumah adat bolon
sportourism.id

Dari catatan sejarah, rumah adat Bolon dulu digunakan sebagai tempat tinggal para raja dengan pakaian khas kerajaan Batak. Namun seiring perubahan zaman, bangunan ini banyak dibangun sebagai rumah tinggal masyarakat suku Batak.

Tinggi bangunan ini mencapai 1,7 meter dari permukaan tanah, dengan tangga yang menuju rumah terletak di tengah bangunan.

Berdasarkan penyebarannya, ada beberapa jenis rumah yang berbentuk persegi ini. Ada yang namanya Bolon Toba, Simalungun, Pakpak, Karo, Angkola dan Mandailing. Bentuknya memang mirip, hanya saja bangunannya menyesuaikan dengan tradisi masing-masing daerah tersebut.

  • Ciri Khas Rumah Adat Bolon

Pertama yaitu terletak pada bagian dalam rumah yang tidak memiliki sekat, sehingga cenderung terlihat sangat luas. Namun pada bagian kiri, kanan, depan dan belakangnya terdapat ruangan tertentu yang memiliki fungsinya masing-masing.

Misalnya jabu soding digunakan sebagai ruang bagi anak perempuan, jabu bong tempat kepala keluarga, serta jabu suhat yang digunakan untuk para anak lelaki yang sudah berkeluarga.

Kedua adalah ornament dan ukiran atau biasa yang disebut dengan nama gorga, letaknya terdapat pada beberapa sisi rumah, yang arti masing-masing.

Lambang kepala kerbau memiliki arti terima kasih, karena kerbau banyak berjasa membantu manusia. Selain itu juga bisa diartikan sebagai lambang kemakmuran dan penangkal serangan roh jahat. Lambang cicak memiliki makna bahwa masyarakat Batak mudah bergaul dan beradaptasi, sedangkan lambang ular berarti keberkahan.

Ketiga adalah jumlah anak tangga yang terdapat pada bangunan ini selalu ganjil, dimana juga memiliki filosofinya sendiri. Selain itu juga bagian lantai yang terbuat dari papan, serta atap lambe-lambe yang dibuat dari ijuk dan anyaman khusus.

Dan yang keempat adalah dalam pembuatannya tidak menggunakan paku melainkan tali yang diikatkan pada hubungan kayu-kayu penyangga dan badan rumah, sehingga terkait dan tidak mudah lepas. Unik, bukan?

Rumah Adat Mandailing

Rumah tradisional mandailing
borneochannel.com

Bangunan ini dinamakan masyarakat sekitar bagas godang. Biasanya berada di tengah sebuah komplek perumahan suku Mandailing, tempat bermukimnya raja.

Kayu yang menjadi penyangga rumah jumlahnya akan selalu ganjil, namun bentuknya masih seperti rumah panggung dengan bentu persegi empat, sedangkan atapnya berbentuk kepala pedati. Di bagian depan terdapat alaman bolak atau halaman yang luas.

Bagian lain yang berada di sekitar bangunan bagas godang contohnya sopo jago, yang merupakan tempat duduk untuk menjaga keamanan.

Ada juga sopo gondang yang merupakan tempat menyimpan barang sakral dan alat kesenian suku, senjata tradisional serta sopo eme yang digunakan sebagai tempat menyimpan hasil pertanian dan bahan makanan bagi masyarakat setempat.

Rumah Adat Pakpak

Rumah tradisional pakpak
borneochannel.com

Asal usul rumah adat ini dulunya digunakan untuk acara adat dan musyawarah masyarakat setempat. Keunikannya terletak pada bagian atap yang dibuat dari ijuk, dan berbentuk kapal terbalik yang melengkung. Rumah adat Pakpak memiliki filosofi bangunan yang unik, yaitu kuat dan berani menghadapi apapun untuk mempertahankan kebudayaan Pakpak.

Hal menarik lainnya dari rumah adat Pakpak yaitu memiliki dua tiang besar penyangga yang terdapat pada rumah, dimana memiliki arti sebagai kerukunan pasangan.

Sama halnya dengan rumah tradosional lainnya di Sumatera Utara, ciri khasnya terletak pada tangga di rumah Pakpak selalu berjumlah ganjil, sebagai penanda bahwa yang punya rumah adalah warga asli suku tersebut.

Bangunan juga dilengkapi ornamen khas suku Pakpak. Di bagian dalamnya berisikan kekayaan budaya setempat seperti genderang, garantung, serunai, alat kesenian, patung dan meja. ‘

Tak ada habisnya jika menceritakan betapa kayanya Sumatera Utara dengan kebudayaan dan adat istiadatnya. Tapi paling tidak dengan melalui rumah adat Sumatera Utara, Anda sudah dapat merepresentasikan bagaimana keberagaman budaya yang tetap menjunjung tinggi nilai kebersamaan dan optimisme dalam hidup. Kalau Anda berkunjung ke Sumatera Utara, jangan lupa mengunjungi rumah fenomenal ini ya.

Leave a Comment