Mengenal Rumah Adat Sulawesi Barat Lebih Dekat (Ciri Khas, Jenis, Ruangan, dll)

Pulau Sulawesi merupakan salah satu pulau di Indonesia yang memiliki daerah bagian terbanyak yaitu enam provinsi, dimana setiap provinsi memiliki keunikan rumah adatnya masing-masing. Salah satu provinsi di Sulawesi yang cukup terkenal akan keunikan rumah adat dan budayanya yaitu Sulawesi Barat.

Daerah Sulawesi Barat dengan ibu kota Mamuju merupakan kawasan yang memiliki potensi wisata yang cukup tinggi. Tak hanya dalam hal keunikan rumah tradisionalnya saja yang menjadi ciri khas Sulawesi Barat, namun tarian, pakaian, hingga senjata tradisionalnya pun mampu menarik perhatian banyak wisatawan untuk mendatangi daerah ini.

Berikut ulasan mengenai rumah tradisional Sulawesi Barat beserta penjelasannya secara lengkap.

Mengenal Keunikan Rumah Adat Sulawesi Barat

Keunikan rumah adat boyang sulawesi barat
GPS Wisata Indonesia

Pada artikel sebelumnya, kita telah membahas mengenai rumah adat Sulawesi Selatan, rumah adat Sunda, dan rumah adat Jawa Tengah. Kali ini kita akan membahas mengenai rumah adat Sulawesi Barat.

Daerah yang berada di bagian Barat dari Sulawesi ini sebenarnya menjadi provinsi baru yang dimasukan ke dalam daftar provinsi yang ada di Indonesia, tepatnya menjadi provinsi ke-33 dan diresmikan pada tahun 2004 lalu. Warga asli suku Sulawesi Barat (Sulbar) terdiri dari Mandar (dengan presentase jumlah masyarakat terbesar), diikuti Toraja, dan Bugis.

Kemudian ada Jawa dan Makassar. Sedangkan sisanya berupa warga pendatang atau mereka yang bertransimgrasi ke daerah ini.

Dikarenakan suku Mandar merupakan suku mayoritas yang mendiami provinsi ini, tidak heran jika desain dan arsitektur utama pada rumah tradisional Sulawesi Barat banyak diadopsi dari kebudayaan khas atau tradisi dari suku Mandar, meskipun telah bercampur dengan kebudayaan Bugis dan Makassar.

Maka jika Anda lihat bentuk rumah adatnya, sekilas terlihat hampir mirip dengan rumah adat milik kedua suku tersebut.

Meski demikian, jika ditelisik lebih dalam, maka Anda akan menemukan banyak perbedaan di antara bangunan dari suku-suku tersebut.

Rumah tradisional Sulawesi Barat dikenal dengan nama rumah boyang. Pada bagian atap dan terasnya (lego) cenderung memiliki ukuran yang luas. Seperti halnya rumah adat kebanyakan, rumah ini juga mengadopsi konsep rumah panggung.

Konsep ini digunakan sebagai bentuk penyesuaian terhadap kondisi lingkungan sekitar, serta meningkatkan keamanan dan kenyamanan bagi penghuninya.

Rumah boyang terdiri dari beberapa ruangan atau lotang, dimana setiap lotang memiliki fungsinya yang berbeda-beda.

Struktur dan Arsitektur Rumah Adat Boyang

Struktur dan arsitektur rumah boyang sulbar
celticstown.com

Pada struktur rumah boyang dapat dilihat dari bahan-bahan dasarnya yang berupa kayu dengan kualitas terbaik. Rumah ini termasuk ke dalam rumah panggung dengan jenis tiang yang tidak ditanam atau ditancapkan ke tanah. Selain itu, tiangnya juga tidak dibiarkan berdiri di atas tanah, melainkan ditumpang di batu dengan permukaan datar.

Alasannya agar kayu-kayu tiang penopang tidak mudah lapuk. Tinggi dari tiangnya sendiri rata-rata sekitar 2 meter.

Namun menurut sejarah dasar, tiang-tiang pada Boyang bisa berbeda-beda antara satu rumah dengan rumah lainnya yang mana disesuaikan dengan status sosial pemiliknya.

Hampir sama dengan detail ornamen rumah tongkonan sebagai rumah adat suku Toraja, ataupun banua layuk di Mamasa, boyang dilengkapi ornamen yang khas, dimana memiliki makna dan filosofi yang berhubungan erat dengan adat istiadat suku Mandar yang sejak dulu dijalani, dilestarikan, dan dijaga bersama.

Sementara jumlah anak tangga yang menjadi akses menuju rumah biasanya terdiri dari jumlah yang ganjil, antara 7 hingga 13 tangga. Kemudian untuk bagian dindingnya dilengkapi desain ukiran khas suku Mandar.

Jumlah ruangan di rumah ini terbilang cukup banyak dan masing-masing ruangan memiliki fungsi khusus.

Masyarakat setempat sering menyebut ruangan dengan istilah lontang. Lontang sendiri terbagi menjadi dua yaitu lontang utama dan lontang tambahan.

Pembagian Ruangan Rumah Adat Boyang

Ada tujuh pembagian ruang atau kamar pada rumah adat Sulawesi Barat boyang, dimana tiga bagian merupakan lotang utama (samboyang, tangnga boyang, dan bui boyang) serta empat bagian adalah lotang tambahan (tapang, paceko, lego-lego, dan naong boyang).

Lotang Utama

  • Samboyang

Ruangan ini letaknya di bagian depan rumah, yang berupa teras, dan berfungsi sebagai ruangan terdepan tempat para pria berkumpul ketika ada acara adat. Ruangan ini juga digunakan sebagai area penerimaan tamu. Ukuran samboyang bisa dibilang cukup lebar.

  • Tangnga Boyang

Ruang tangnga boyang terletak di tengah rumah adat. Fungsinya sendiri sebagai tempat berkumpulnya penghuni rumah atau pusat aktivitas keluarga. Tangnga boyang memiliki ukuran yang terhitung lebih luas dari ruang teras depan atau yang disebut samboyang.

  • Bui Boyang

Lotang utama berikutnya terletak di bagian belakang, dimana terdiri dari beberapa kamar yang disebut songi oleh masyarakat setempat. Kamar-kamar ini merupakan tempat tidur bagi siempunya rumah. Perlu Anda ketahui, setiap kamar pada rumah tradisional ini memiliki ukuran yang berbeda-beda antara satu dengan yang lainnya.

Lotang Tambahan

  • Tapang

Ruangan ini merupakan loteng yang letaknya berada di atas dan fungsinya sebagai gudang atau tempat menyimpan barang. Dulunya, tapang digunakan sebagai tempat bagi calon pengantin untuk berdiam diri dan mengikuti adat istiadat yang berlaku di suku tersebut.

Letaknya yang tersembunyi memiliki makna tersendiri bagi calon pengantin, yakni sebagai simbol untuk menjaga kesucian sebelum pernikahan berlangsung.

  • Paceko

Paceko merupakan istilah yang digunakan masyarakat Sulawesi Barat yang memiliki arti dapur. Letaknya menyilang dari bangunan bagian utama rumah Boyang. Seperti halnya fungsi dapur pada umumnya, paceko juga berfungsi sebagai tempat menyimpan bahan-bahan makanan, serta tempat para gadis dan wanita memasak.

Perlu Anda ketahui, di dalam paceko terdapat ruangan lain yang bergabung menjadi satu yaitu kamar mandi, yang dikenal oleh masyarakat setempat sebagai pattetemenagang.

  • Lego-Lego

Ruangan lego-lego merupakan teras dengan atap di atasnya, namun tidak berdinding. Beberapa orang menyebut bentuk lego-lego mirip seperti beranda. Kegunaan ruangan ini yaitu sebagai area bersantai siempunya rumah saat sore hari.

  • Naong Boyang

Terakhir, ada ruangan yang disebut dengan nama naong boyang. Ruangan pada rumah adat Sulawesi Barat ini merupakan kolong rumah yang terletak di bawah bangunan dan beralaskan tanah. Biasanya naong boyang digunakan sebagai tempat penyimpanan ternak.

Beberapa orang juga menggunakan tempat ini sebagai tempat manette atau menenun kain sarung. Kegiatan penenunan ini biasanya dilakukan perempuan suku setempat untuk mengisi waktu senggang.

Filosofi Rumah Adat Boyang Sulawesi Barat

filosofi rumah boyang sulbar
rivorma.com

Rumah tradisional yang dibangun di setiap daerah, dapat dipastikan memiliki sejumlah aturan adat tertentu yang wajib patuhi oleh masyarakat setempat sebelum melakukan pembangunan, begitu juga dengan rumah boyang.

Rumah adat boyang memiliki beberapa filosofi dan makna unik, di antaranya yaitu:

  1. Bangunan boyang harus menghadap ke arah timur atau ke arah terbitnya matahari. Aturan ini digunakan karena dipercayai oleh masyarakat sekitar sebagai simbol keselarasan dan keharmonisan dalam kehidupan manusia.
  2. Setiap ornamen yang terdapat pada rumah boyang memiliki nilai-nilai filosofis dan oleh masyarakat sekitar dipercayai sebagai identitas sosial dari suku Mandar yang menghuni kawasan Sulawesi Barat.

Jenis Rumah Adat Boyang Sulawesi Barat

Rumah adat boyang terdiri menjadi dua jenis yaitu boyang adaq dan boyang beasa. Seperti apa sih bangunannya? Yuk kita kupas satu per satu.

Rumah Adat Boyang Adaq

rumah adat boyang adaq sulawesi barat
kalimat.id

Perbedaan status sosial yang terdapat pada masyarakat Sulawesi Barat, ternyata mempengaruhi jenis bangunan rumah yang dihuni. Untuk masyarakat setempat yang memiliki status sosial tinggi atau kalangan bangsawan beserta keturunannya, akan menghuni jenis rumah boyang adaq.

Jika diamati lebih teliti lagi, akan terlihat ornament tumbag layar yang memiliki susunan tiga hingga tujuh susun. Sedikit banyaknya susunan ini nantinya akan menjadi simbol strata bagi siempunya rumah di lingkungannya.

Semakin banyak susunannya, semakin tinggi derajat siempunya rumah dalam jabatan bangsawan di masyarakat setempat.

Rumah Adat Boyang Beasa

rumah adat boyang beasa sulawesi barat
holobis.net

Berbeda dengan boyang adaq, boyang beasa menjadi jenis rumah boyang yang digunakan oleh warga biasa. Tidak seperti rumah boyang adaq, pada boyang beasa hanya memiliki satu susun tangga saja. Selain itu juga dari segi penutup bubungan/tumbaq layar yang hanya memiliki satu saja.

Meski berbeda, namun kedua atap rumah ini memiliki persamaan yakni sama-sama menggunakan atap rumbiah.

Bangunan rumah boyang sendiri masih bisa ditemui di beberapa daerah di Sulawesi Barat. Meski jumlahnya terbatas, namun bangunan-bangunan tersebut masih terus dihuni dan menjadi warisan budaya yang wajib dijaga kelestariannya.

Rumah adat yang terdapat di Sulawesi Barat menggambarkan bagaimana warna-warninya kebudayaan Indonesia yang tidak terbatas, dimana setiap daerah memiliki jati diri yang sama-sama saling melengkapi satu dengan yang lainnya. Keanekaragaman ini juga menjadi simbol kesatuan dan perwujudan dari Bhinneka Tunggal Ika.

Leave a Comment